Kita pernah begitu dekat. Aku dan kamu bertemu, saling tahu, dan sama-sama memahami bahwa ada sesuatu di hati kita; yang tak bisa dijelaskan...
Poker Online - Untuk yang terlalu sibuk
Saya menulis ini ketika kamar saya terasa lebih dingin daripada biasanya. Ketika habis menerima seorang teman yang datang ke rumah, malam-ma...
Poker Online - Sama Saja
Kamu datang membawa banyak harapan, membawa banyak janji lewat bisikan. Kauhangatkan hatiku yang dingin dengan sesuatu yang kausebut cinta. ...
Poker Online - Sebelas Minggu setelah Kepergian Kamu
Aku menghela napas, aku merasa bebas. Ternyata, aku bisa hidup tanpamu selama sebelas minggu. Aku masih (terlihat) baik-baik saja meskipun k...
Poker Online - Sepuluh Minggu setelah Kepergian Kamu
Tidak disangka, sudah sepuluh minggu sejak aku dan kamu memilih pisah. Ternyata, beberapa bulan ini, segalanya memang terasa tak lagi sama s...
Poker Online - Memilih Pergi dan Berhenti
Aku menghampirimu dengan beberapa buku di genggaman jemariku. Buku-buku mengenai keajaiban-keajaiban yang dilakukan Yesus, mengenai khotbah ...
Poker Online - Ingin dan Butuh
Sebagai manusia normal pada umumnya, kita tentu memiliki keinginan yang selalu dijadikan sebagai tujuan. Seringkali kita berjuang untuk tuju...
Poker Online - Jika Aku Tak Berbeda
Di ujung malam seperti ini, perempuan pada umumnya sudah berada di tempat tidur. Menarik selimutnya sampai menutup bahu untuk menghindari di...
Poker Online - Ruang untuk Kita
Selamat malam Tuan yang entah mengapa terasa semakin jauh. Aku datang baik-baik untuk bertanya mengenai hal-hal manis yang kita jalani selam...
Poker Online - Untuk Kamu, yang tak benar-benar pergi
Pertama kali melihatmu di taman yang disinari matahari terik itu, aku tak pernah menyangka bahwa kita bisa berada sampai titik ini. Perkenal...
Poker Online - Merangkulmu Sehangat Tadi
Kamu menjabat tanganku dengan erat dan menatap mataku dengan pandangan pekat, seakan kaumerindukan dunia yang sejak dulu ingin kauselami. De...
Poker Online - Kukira Kita saling Jatuh Cinta
Aku tidak pernah sesedih ini ketika membuka layar handphone. Dulu, ketika melihat pesan singkatmu di ponselku, aku selalu tersenyum, dan seh...
Poker Online - Aku Ingin Kamu Pergi
Aku sudah baca tulisanmu mengenai kesedihan yang selalu kaulebih-lebihkan itu. Mengapa kamu begitu mudah menikmati perasaan sedihmu dan mela...
Poker Online - Menemukanmu di Udara
Waktu itu aku masih terlalu dini untuk memahami cinta, yang kutahu aku sangat suka sepak bola hingga aku rela mengejar Bambang Pamungkas, Ch...
Poker Online - Terima kasih telah menyembunyikanku
Kita sudah hilang kontak sejak lama, sejak aku meninggalkan Jogja untuk beberapa bulan. Alasanku cepat-cepat pergi karena masih banyak hal y...
Poker Online - 2 Januari, Begitulah Kita yang Berbeda
2 Januari 2011, tepat satu tahun saya mengenal pria itu. Pria dengan wajah oriental, mata sipit, hidung mancung dan berkulit putih. Perkenal...
Poker Online - Lebih perasa, Lebih PEKA
Pagi ini, saya bangun dengan mata benar-benar mengantuk. Seusai doa pagi dan saat teduh, saya membaca inbox handphone saya. Tidak ada pesan ...
Poker Online - 6 Bulan, Terakhir
Ini tentang perasaan saya kepada seseorang. Dia (mungkin) mengira saya adalah "robot" yang tidak memiliki perasaan dan tidak dapat...