Popular Games

Monday, July 11, 2016

11:18 PM
Hei.

Mungkin kamu bertanya-tanya kenapa aku tak memanggilmu dengan sebutan yang lebih panjang, dengan sebutan yang lebih personal. Sapaan ‘hei’ terasa terlalu datar. Terlalu jauh dari sifat periangku yang selama ini kamu kenal.

Poker Online - Untukmu, yang Sedang Menjalin Hubungan Tanpa Status Denganku




Kamu pun pasti mendeteksi perubahan sikapku akhir-akhir ini. Aku menjadi lebih diam, namun pada saat bersamaan lebih cepat gusar. Seperti pacar perempuan yang sedang marah — kecuali tentu saja aku bukan pacar siapa-siapa.

Karena hingga saat ini, sayangnya, hubungan kita belum bernama.

Pertemuan kita memang sangat biasa, berawal dari status sahabat yang membuat kita kian lekat

Poker Online - Apakah kau masih mengingat pertemuan pertama kita? Tiga tahun silam kita hanyalah teman sepermainan yang sering menghabiskan waktu bersama. Ya, aku dan kamu memiliki hobi dan minat serupa. Kita sama-sama bergabung dalam klub fotografi. Kita pun sering meluangkan waktu, entah untuk berbagi ilmu hingga senja atau bahkan berburu momen untuk dibidik lensa kamera.

Tidak, kala itu tidak hanya melulu aku dan kamu, banyak juga kawan-kawan lainnya. Namun, dari sekian banyak manusia di sana, kamu dan aku memiliki persamaan yang, secara membuat kita kian lekat. Kita lebih senang berbincang dan berbagi cerita daripada mengikuti hingar-bingar suasana.

Aku senang mendengarkanmu bertutur mengenai ilmu kamera yang membuatku menyadari bahwa ternyata wawasanmu sangat kaya. Kau pun gemar mendengarkan candaan yang kulontarkan dengan lugunya. Memujiku bahwa aku gadis lucu yang beda dari gadis lainnya.

Meski tak memanggil satu sama lain dengan nama kesayangan, tangan kita saling menggenggam.

Aku tahu kamu menikmati ini. Namun seringkali, aku merasa aku di sini berusaha sendiri

Kedekatan kita memang sepertinya sudah naik kasta. Aku tahu, sebagaimana diriku, kamu pun menikmatinya. Namun ini tak pernah mendorongmu membuat hubungan kita resmi. Dalam banyak hal, aku merasa bahwa akulah yang berusaha sendiri.

Apakah kau pernah menghitung berapa kali aku mencoba membuka percakapan hingga menjurus mengenai status kita berdua? Saat wanita lain memiliki kekasih hati yang bisa dibanggakan, aku hanya akan gigit jari. Bagaimana bisa memanggil ‘sayang’ atau mencemburui orang yang bahkan tak aku miliki?

Aku berulang kali menyegarkan pikiranku bahwa semua akan baik-baik saja. Jalani dulu, toh pasti semua ada masanya. Namun, hampir dua belas purnama berlalu dan hubungan kita masih tetap sama.

Salahkah jika sekarang aku menuntut kejelasan?

Sebut saja aku gadis kolot yang berpegang pada prinsip usang. Namun, aku menginginkan kejelasan untuk kita berdua. Apa yang begitu kau takutkan? Apakah kau belum siap untuk sebuah komitmen? Asal kau tahu, aku juga tidak siap untuk hubungan cinta yang tak bernama.

Aku tidak menuntutmu mengutarakan cinta seperti yang biasa kita lihat di acara konyol di layar kaca. Aku hanya ingin kita membicarakannya baik-baik dan membuat hubungan ini segera menemukan julukannya. Jika berbicara berdua membuat lidahmu kelu, kau boleh menuangkan pemikiranmu di surat balasan yang akan selalu kutunggu. PokerVQQ

Jika nyatanya hubungan kita memang tidak naik tahta, toh tetap ada label ‘sahabat’ yang tetap melekat. Ya, aku tidak menuntut untuk kau jadikan pacar, aku hanya menuntut kejelasan hubungan. Sesederhana itu.

Ingin baca cerita horor yang berdasarkan kisah nyata silahkan klik link berikut Agen Poker Online.

0 comments:

Post a Comment